Dari Kegelisahan hingga Cita Rasa yang Menginspirasi
Tahun 2020 menjadi titik awal sebuah perjalanan kecil yang lahir dari kegelisahan seorang wanita,seorang ibu rumah tangga bernama Anita Suprapti, owner dan pendiri Syasyiri. Di tengah hiruk pikuk kesibukan dan derasnya tren camilan modern, beliau merasa ada sesuatu yang hilang —jejak cita rasa tradisional khas Jawa Barat, terutama Sumpia, camilan legendaris yang dulu selalu menemani momen momen spesial kebersamaan keluarga.
Namun saat mencoba mencari kembali camilan itu di pasaran, Beliau mendapati kenyataan pahit: rasa sumpia yang beredar kini tak lagi sama. Banyak yang hambar, keras, terlalu berminyak, bahkan dikemas seadanya tanpa daya tarik. Camilan yang dulu identik dengan kehangatan kini seolah kehilangan jiwanya.
Dari situlah muncul satu tekad sederhana namun kuat yaitu bagaimana jika sumpia bisa dihadirkan kembali—dengan rasa yang otentik, tekstur renyah, dan dibuat secara sehat tanpa meninggalkan nilai tradisinya?
Maka lahirlah Syasyiri yang merupakan singkatan dari ke 3 buah hati beliau yang menjadi inspirasi, Syahla, Syila, Rizal. Dimana Syasyiri memiliki arti Semoga menjadi pemimpin (camilan sumpia) yang bersinar dan dimudahkan. aamiin. Syasyiri bukan sekadar Brand, tapi bentuk cinta dan kepedulian terhadap warisan kuliner Nusantara. Kami memulai dari dapur rumahan, bereksperimen dengan bahan-bahan pilihan, mengurangi minyak berlebih, dan tetap menjaga kerenyahan alami sumpia. Setiap gulungan sumpia dibuat homemade dengan penuh ketelitian—sehat, higienis, dan tetap menggugah selera.
Perjalanan itu tak selalu mudah. Di masa awal, Syasyiri harus berhadapan dengan keterbatasan alat produksi dan kemasan sederhana. Namun semangat untuk menjaga kualitas tak pernah surut. Kami percaya bahwa camilan tradisional bisa tampil elegan dan modern tanpa kehilangan akar budaya. Kami mulai merancang kemasan yang praktis dan menarik—agar sumpia tak hanya enak disantap, tapi juga layak dibawa ke mana pun.
Kini, Syasyiri bukan hanya sekadar camilan. Ia adalah simbol dari bagaimana tradisi bisa hidup berdampingan dengan gaya hidup modern yang sehat. Setiap gigitan Sumpia Syasyiri membawa kenangan masa lalu yang hangat, berpadu dengan rasa gurih, renyah, dan bersih—tanpa rasa bersalah.
Dari keresahan seorang wanita yang rindu akan cita rasa asli, kini lahirlah kebanggaan baru : Sumpia Syasyiri, ngemil tanpa rasa bersalah— dengan sentuhan tradisi, cita rasa, dan cinta.